
Thrifting di Mata Anak Ilkom Unpad dan Faktor-faktor yang Memengaruhinya
Hello Yellow Fellow!
Gimana nih kabarnya hari ini? Baik-baik aja kan? Buat kalian yang lagi baca tulisan kita ini, kita jamin pasti tahu kan apa itu thrifting. Singkat ceritanya, thrifting itu salah satu budaya fashion yang lagi booming banget di kalangan remaja khususnya yang sedang menjalani masa kejayaannya alias mahasiswa. Thrifting ini sendiri juga nggak ada batasan dari status ekonomi, status sosial, dan juga gender mereka, karena thrifting merupakan budaya fashion yang berusaha nyiptain gaya yang modis namun irit, loh!
Kondisi tersebut membuat kami cukup bertanya-tanya. Kira-kira, apa sih yang membuat anak-anak Ilkom Unpad dengan beragam latar belakang demografi suka melakukan thrifting? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kami merancang sebuah kuesioner yang telah disebarkan pada awal bulan Juli kemarin. Kuesioner ini berusaha menjawab apa saja yang memengaruhi mahasiswa Ilkom Unpad untuk melakukan thrifting berdasarkan faktor harga, merk, dan lokasi.
Berkat bantuan teman-teman Ilkom Unpad dalam mengisi kuesioner dengan pertanyaan demografis dan juga spesifik mengenai faktor apa yang memengaruhi mereka untuk melakukan thrifting, kami menemukan data yang cukup untuk dideskripsikan pada artikel ini. Berdasarkan 97 responden, terdapat 56,7% dari angkatan 2017, 24,7% dari angkatan 2018, dan 18,6% dari angkatan 2019.

Nah, setelah melihat data yang yang diperoleh dari kuesioner, kami menemukan hal-hal menarik terkait thrift shopping, loh. Mau tahu, enggak? Pasti penasaran, kan? Oke, kami jelaskan, yah. Asik, kelihatan keren gini, hahahaha. Sebanyak 59,8% responden pernah melakukan thrifting secara daring dan 73,2% melakukan thrifting secara luring. Kaget enggak? Enggak, ya? Hmm, ternyata anak Ilkom Unpad lebih suka ketemu langsung sama penjual baju second di Gedebage, ya!
Kami mengira kalau pakaian bermerek tuh sangat digandrungi (memperoleh skor 5 gitu) dari mahasiswa Ilkom. Ternyata, dari skala 1-5, hanya mendapatkan skor 3 saja. Kemudian, pertanyaan mengenai apakah pakaian bermerek lebih memikat responden saat thrift shopping mendapatkan skor 3,3. Lalu, pakaian bermerk adalah hal yang paling responden dahulukan untuk dibeli waktu thrift shopping mendapatkan skor 2,9. Nyangka nggak, tuh?
Responden juga mempertimbangkan hal lain sewaktu berbelanja baju bekas. Memangnya apa, sih? Harga, dong! Dari skala 1-5, responden menjadikan harga sebagai faktor penting waktu thrift shopping (skornya 4,2 loh, guys!). Selain itu, dari skala 1-5, responden menjadikan harga sebagai alasan untuk melakukan thrift shopping sebanyak skor 4,1. Masih skala 1-5 nih, responden melakukan thrift shopping karena bisa mendapatkan potongan harga itu sebesar skor 3,8. Enggak cuma itu, dari skala 1-5, responden percaya bahwa esensi dari thrift shopping adalah harga lebih murah mendapatkan skor 4! Hmmm, menarik ya? Memang, semurah apa sih harga pakaian di thrift shop? Jadi kepo gini hihi. Namun, meskipun pada ngincer yang murah-murah gitu, kira-kira kualitasnya murahan gak ya? Denger-denger sih, pada ketagihan thrift shop karena bisa dapetin barang-barang yang masih bagus dengan harga yang jauh lebih murah gitu deh. Awas, hati-hati kalap jadi borong semua tuh pas mau belanja, hihihi.
Nah, sedangkan kalau berdasarkan lokasi, berdasarkan skala 1-5, ternyata kestrategisan dari lokasi tempat thrifting mendapatkan nilai yang cukup tinggi setinggi 3,6. Selain itu secara estetika, mendapatkan nilai sebesar 4,3 dari nilai total 5. Wah, kalo ini sih sebenarnya kelihatan banget dari pakaian anak Ilkom yang selalu stylish tapi juga bersahabat sama isi dompet. Bisa tetep kece, tapi gak bikin kantong nangis nih, mantep banget deh. Selain itu responden setuju kalau mereka datang ke lokasi thrift shop akan merasa lebih mendapatkan banyak opsi dibanding belanja online (skornya sebesar 4,2!) dan yang terakhir, responden sebagian besar selalu mencoba produk yang memikat mata mereka dengan total skor sebesar 3,6!
Wah, gimana tuh Yellow Fellow habis melihat hasil survei dari tim BagusMulu, makin terbuka pasti matanya dengan betapa berpengaruhnya dunia thrifting ke fashion anak muda sekarang khususnya sesama anak Ilkom. Selain bisa beli pakaian yang keren tapi dengan harga murah, kalian membantu bisnis kecil juga loh.

Oh iya, gak cuma buat itu aja, ada data tambahan nih buat insight kalian. Tau gak sih kalau industri pakaian dan tekstil adalah pencemar terbesar kedua di dunia setelah minyak? (Sumber: Fashion Industry Waste Statistics Edge Expo). Bahkan, serat kain dari limbah tekstil menjadi salah satu penyumbang sampah plastik yang masuk ke laut (Sumber: United Nations Partnership on Sustainable Fashion and The SDD’s). Janget kaget dulu ya! Faktor terbesar penyebabnya dikarenakan lahirnya fast fashion atau dengan kata lain, trend fashion yang berubah cepat dari waktu ke waktu. Sehingga, banyak pakaian yang dibuang dan tidak terpakai lagi. Orang cenderung membeli barang baru untuk mengikuti trend. Padahal, dengan thrifting kita bisa tetap mengikuti trend masa kini dengan membeli pakaian fashion lama dan menyesuaikannya dengan trend masa kini. Jadi, kamu tetap bisa gaya sekaligus menjaga kelestarian alam kita. So, banyak banget kan manfaatnya thrifting? Maka dari itu, yuk kita thrifting guys!