Ada empat kemampuan yang menjadi fondasi penting bagi seorang Brand Strategist. Pertama, analytical thinking. Kita harus bisa menganalisis suatu masalah dan memecahnya menjadi informasi yang lebih sederhana. Cara melatihnya bisa dengan cara sering melakukan observasi. Misal ketika kamu sedang berada di sebuah coffee shop, kamu bisa sambil mengobservasi perilaku orang-orang disekitar. Semakin sering melakukan observasi, maka kita lebih mudah menemukan pola perilaku orang-orang.
Kedua, critical thinking. Tidak semua informasi yang kita dapat harus digunakan. Pada akhirnya, kita butuh berpikir dengan kritis dan memilih informasi yang tepat sebagai landasan konsep kita. Cara melatih skill ini adalah dengan selalu mempertanyakan ulang keputusan yang akan kamu pilih. Apakah sudah benar? Apakah sudah efektif? Dan lain-lain.
Ketiga, conceptual thinking. Kita harus mampu menarasikan ide-ide yang liar menjadi sebuah konsep yang utuh. Hal yang dapat dilakukan untuk melatih skill ini adalah dengan cara melamun sambil berpikir. Contohnya dengan berpikir bahwa ketika kamu ingin membuat suatu brand, langkah awal yang harus dilakukan adalah membuat konsep dari brand itu sendiri. Hal-hal yang dilakukan dimulai dengan membuat nama brand, produk, sampai ke hal apa yang ingin disampaikan oleh brand tersebut. Selain membuat konsep dari nol, kamu juga bisa coba dengan memodifikasi konsep suatu brand yang sudah ada dengan konsep baru yang memiliki perbedaan. Setelah memikirkan konsep, setiap poin tersebut perlu untuk dirinci kembali agar bisa menghasilkan sebuah konsep yang matang. Pada intinya proses conceptual thinking ini mengajarkan kita untuk jangan terpaku dengan hal apa yang ingin dibuat tetapi bagaimana cara untuk merealisasikan ide tersebut.
Keempat, systematic thinking. Seorang Strategist tentunya harus bisa berpikir secara terstruktur, rapih, dan jelas. Cara yang bisa dilakukan untuk melatih skill ini adalah dengan mencoba merangkum sebuah buku. Setelah membaca buku kita dapat merumuskan beberapa pertanyaan seperti, informasi apa yang bisa didapatkan dari buku tersebut? Informasi apa yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata? Informasi apa yang tidak terlalu penting? Cara berpikir seperti itu sangat membantu ketika kita sedang mencari referensi untuk konsep yang sedang akan atau sedang dikerjakan.
Kelima, common sense. Seorang strategist harus memiliki common sense ketika melihat dan mengkaji suatu brand. Skill ini bisa dilatih dengan mencoba mempertanyakan semua hal dan membuka mata pada fenomena yang terjadi di sekitar kamu. Keenam, information architecture. Kita harus mampu mengkategorisasi informasi-informasi yang kita dapatkan. Ketujuh, creative thinking. Kreatif di sini bukan berbicara mengenai kemampuan visual atau menggambar, tetapi merujuk pada cara berpikir bagaimana mengemas suatu ide biasa menjadi menarik.
Kedelapan adalah skill menulis. Pastinya setelah membuat konsep dengan matang, kita harus bisa menuliskannya menjadi suatu narasi komunikasi. Memang kebanyakan skill yang harus dimiliki oleh Brand Strategist adalah soft skill sehingga kalian bisa memulainya dari sana kemudian melatih hard skill-nya yaitu menulis.